Perjalanan manusia adalah perjalanan seorang pembelajar yang tak pernah usai. Sejak pertama kali ia mengenal cahaya, manusia telah mencari, meraba, dan bertanya. Ia menyeberangi padang luas, menaklukkan gunung, menelusuri samudra, hingga sampai di titik di mana lautan saling bertemu. Namun bukan sekadar jarak yang ia tempuh, melainkan makna yang ia gali. Setiap langkah, setiap kegagalan, setiap penemuan adalah bagian dari sekolah kehidupan yang diatur oleh Sang Pencipta.
Dari alam semesta yang terhampar, dari sejarah yang penuh ujian, hingga bisikan hati yang halus, manusia belajar bahwa pengetahuan sejati bukan hanya tentang menguasai dunia, melainkan memahami dirinya sebagai makhluk yang lemah, bergantung, dan dituntun. Pada akhirnya, perjalanan ini adalah ziarah menuju hikmah: bahwa pembelajaran tidak berhenti di batas bumi, melainkan terus berlanjut sebagai jalan pulang menuju Dia yang menciptakan.
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
…dengan panggilan langit untuk:
“Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”

Manusia adalah pembelajar abadi; setiap jejak langkahnya, dari bumi hingga samudra yang bertemu, adalah ayat kehidupan. Dari Sang Pencipta, mari belajar bahwa ilmu bukan sekadar tahu, melainkan jalan pulang menuju sang Pencipta.

